Text
Optimalisasi Gelar Satuan Korps Marinir Di Pulau-Pulau Strategis Terluar Guna Mendukung Strategi Penangkalan Dalam Rangka Menegakkan Kedaulatan NKRI
Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) berada pada posisi geografis yang sangat setrategis terletak di antara dua benua dan dua samudra. Dengan keberadan Indonesia yang memiliki ribuan pulau yaitu 17.499 buah pulau dimana 92 pulau merupakan pulau-pulau kecil terluar yang digunakan sebagai titik dasar (base point) penarikan garis batas perairan negara khususnya 12 pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara lain dan belum terselesaikannya masalah perbatasan laut antara Indonesia dengan sepuluh negara (India, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Palau, Vietnam, Timor Leste, PNG, Australia) maka perlu adanya penguasaan dan perhatian pada pulau terluar agar dapat memberikan daya tangkal untuk dapat mencegah disintegrasi bangsa dan penguasaan oleh negara lain. Pengaruh dari globalisasi berdampak pada perkembangan lingkungan strategis khususnya pada kondisi perkembangan nasional saat ini baik itu dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan sehingga juga berdampak pada pengambilan kebijakan oleh pemerintah Indonesia secara khusus kebijakan terhadap pengamanan 12 pulau strategis terluar. Dalam penugasan pengamanan saat ini satuan tugas Korps Marinir ditempatkan di 7 pulau terluar yaitu pulau Rondo, Berhala, Danarote, Fani, Brass, Fanildo dan Nipah sedangkan 5 pulau lainnya pengamanan di laksanakan oleh TNI AD yaitu pulau Sekatung, Miangas, Marore, Marampit dan Batek. Kondisi saat ini pelaksanaan gelar satuan tugas Korps Marinir tersebut belum dilaksanakan secara optimal, dimana masih adanya permasalahan yang perlu mendapat perhatian pada pengamanan pulau-pulau terluar tersebut yaitu karena belum adanya piranti lunak yang mengatur pelaksanaan pengamanan yang bersifat permanen sebagai dasar penugasan, komando dan pengendalian gelar satuan tugas Korps Marinir masih di bawah kendali operasi (BKO) Kodam/TNI AD, serta terbatasnya sarana prasarana yang ada di pulau-pulau terluar. Maka perlu optimalisasi dalam gelar satuan Korps Marinir pengamanan pulau-pulau strategis terluar yaitu dengan digelarnya satuan Korps Marinir yang menduduki 12 pulau strategis terluar sebagai tindakan pengamanan terhadap pulau tersebut yang didukung adanya piranti lunak sebagai dasar penugasan yang bersifat permanen dengan status bawah kendali operasi Koarmatim dan Koarmabar serta tersedianya sarana prasarana yang ada di pulau- pulau terluar. Untuk itu diperlukan suatu kebijakan dan strategi yang tepat serta adanya upaya-upaya yang dapat dilaksanakan untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan sehingga permasalahan dan kendala yang ada dapat diatasi.
1254920111 | 125-49-2011 | PERPUSTAKAAN SESKOAL | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
No. Panggil | 125-49-2011 |
---|---|
Penerbit | Jakarta: Seskoal., 2011 |
Deskripsi Fisik | - |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Tipe Isi | Text |
Tipe Media | Book |
Subjek | KEJUANGAN TASKAP TESIS |
This software program inculding any documentation and media (software) is protected by copyright laws and international treaty,
and is a proprietary product of INNOVDIGI SOLUTION. The use of this software is also governed by terms of the Software License Agreement on the reverse side (Agreement).
Number of license: