Text
Analisis penggunaan balancing strategy oleh negara-negara asean terkait sengketa Laut Cina Selatan ditinjau dari perspektif naval intelligence
Kawasan Laut Cina Selatan meliputi perairan dan daratan yang luas ini dan
sejarah penguasaan silih berganti oleh penguasa tradisional negara-negara
terdekat, dewasa ini, beberapa negara, seperti Cina, Taiwan, Vietnam,
Filipina, dan Brunei Darussalam, terlibat dalam upaya konfrontatif saling
klaim, atas sebagian ataupun seluruh wilayah perairan tersebut. Indonesia
yang bukan negara pengklaim, menjadi terlibat setelah klaim mutlak Cina
atas perairan Laut Cina Selatan muncul pada tahun 2012. Adanya tuntutan
atas pengakuan terhadap nine dash line, pembangunan pangkalan militer
yang masif di Kepulauan Paracel dan Spratly merupakan permasalahan
yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan instabilitas kawasan Asia
Tenggara. Mengingat posisi LCS juga sebagai laut penghubung dan laut
pendekat antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik maka efek
destabilisasi keamanan LCS juga akan memiliki pengaruh global. Dalam
tesis ini akan dibahas melalui perspektif naval intelligence melalui metode
kualitatif dengan perhitungan Force Field Analysis dan SWOT mengenai
apakah negara-negara kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam
ASEAN akan menggunakan strategi balancing power untuk merespons
ekskalasi sengketa LCS. Di samping itu, tesis ini akan meneliti
kemungkinan ASEAN akan menggunakan ASEAN Way untuk bersatu
menghadapi hegemoni Cina serta bagaimana implementasi strategi
tersebut dalam hubungan intra ASEAN maupun ASEAN dengan Cina.
Selanjutnya, penulis juga menyusun sejumlah rekomendasi seperti
fenomena penggunaan teori SunTzu oleh Cina sebagai dasar strategi
penciptaan ketergantungan ekonomi oleh Cina untuk melakukan
penaklukan terhadap negara-negara Asia Tenggara dalam upaya
memuluskan tujuan nasional Cina serta perlunya TNI terutama TNI AL
melalui naval intelligence harus senantiasa mewaspadai ekskalasi konflik
di LCS, mengingat sikap Indonesia yang tidak bersekutu dapat
menempatkan Indonesia sebagai negara yang layak dikorbankan jika
terjadi perang di kawasan Laut Cina Selatan.
Kata Kunci : nine dashed lines, naval intelligence, strategi balancing power,
ASEAN Way, teori SunTzu
0525820201 | 052-58-2020 | PERPUSTAKAAN SESKOAL | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
No. Panggil | 052-58-2020 |
---|---|
Penerbit | Jakarta: Seskoal., 2020 |
Deskripsi Fisik | - |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Tipe Isi | Text |
Tipe Media | Book |
Subjek | OPERASI TASKAP TESIS |
This software program inculding any documentation and media (software) is protected by copyright laws and international treaty,
and is a proprietary product of INNOVDIGI SOLUTION. The use of this software is also governed by terms of the Software License Agreement on the reverse side (Agreement).
Number of license: