Text
Pengaruh diplomasi TNI Angkatan Laut di Laut China Selatan terhadap kemampuan mempertahankan stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara
Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, pasal 9 point c yang menjelaskan bahwa TNI Angkatan Laut memiliki salah satu tugas yang berbeda dengan Angkatan lainnya. Perbedaan peran ini adalah peran diplomasi yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah. Diplomasi TNI Angkatan Laut dilaksanakan dengan dukungan salah satu Alat Utama Sistem Senjata yaitu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Salah satu inti kekuatan dari Angkatan Laut suatu negara adalah sebuah Armada yang dimiliki dan kebesaran dari Angkatan Laut adalah sebuah kehadiran dari armada lautnya. Dalam melaksanakan diplomasi selama kurun waktu 2016 sampai dengan 2018, TNI Angkatan Laut telah melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan tugas diplomasi yaitu pelaksanaan tugas operasi dan latihan yang melibatkan negara asing di kawasan Asia tenggara, baik dalam rangka latihan bersama secara bilateral maupun mulitilateral dengan negara lainnya baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam penelitian ini diplomasi yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut dibagi menjadi dua variabel independent yaitu preventive diplomacy dan public diplomacy yang dilaksanakan secara parsial maupun secara simultan terhadap variabel dependent yaitu pengaruh kemampuan TNI Angkatan Laut dalam rangka mempertahankan stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara. Metode yang digunakan adalah metode survei kepada 82 responden di strata perwira yang berdinas di Mabes TNI Angkatan Laut, Koarmada I, Guspurla Armada I, Lantamal IV dan jajaran KRI Satuan Kapal Eskorta Armada I. Analisis data penelitian ini menggunakan persamaan linier berganda dengan uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara preventive diplomacy dan public diplomacy terhadap kemampuan mempertahankan stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh kedua variabel independent secara simultan terhadap variabel dependent dengan menggunakan uji F. Dari hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien determinasi (R square) sebesar 0,654, yang artinya variabel independent dapat menjelaskan perubahan pada variabel dependent sebesar 65,4%.
Kata Kunci: Preventive Diplomacy, Publlic Diplomacy, Laut China Selatan dan Kawasan Asia Tenggara
0395720191 | 039-57-2019 | PERPUSTAKAAN SESKOAL | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
No. Panggil | 039-57-2019 |
---|---|
Penerbit | Jakarta: Seskoal., 2019 |
Deskripsi Fisik | - |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Tipe Isi | Text |
Tipe Media | Book |
Subjek | KEJUANGAN TASKAP TESIS |
This software program inculding any documentation and media (software) is protected by copyright laws and international treaty,
and is a proprietary product of INNOVDIGI SOLUTION. The use of this software is also governed by terms of the Software License Agreement on the reverse side (Agreement).
Number of license: